Siapa yang tidak mengenal AC mobil? Pasti semua pengunjung blog ini mengenalnya bukan? Sistem pendingin kabin mobil ini memang menjadi aksesoris wajib yang harus dimilki oleh mobil kesayangan. Namun apakah kita mengetahui komponen – komponen AC mobil?
Komponen Utama AC Mobil |
Jangan sepelekan begitu saja komponen AC mobil, karena bila kita setidaknya mengetahui komponen serta fungsinya otomatis jika AC mobil kita mengalami masalah kita dapat mendeteksinya. Nah pada beberapa ulasan ke depan saya akan membahas tentang komponen – komponen AC mobil. Mulai dari Komponen utam, komponen pendukung dan komponen kelistrikan yang terdapat pada AC mobil.
Langsung saja kita bahas komponen utama AC mobil seperti artikel yang saya ambil dari pencarian di Google.co.id :
a. a. Kompresor
Kompresor merupakan komponen yang bekerja menghisap dan memompa refrigerant agar dapat bersirkulasi ke seluruh unit AC mobil, sehingga terdapat perbedaan tekanan, baik sebelum atau sesudah masuk kedalam kompresor. Prinsip kerja kompresor mirip dengan ‘jantung’ pada tubuh manusia dan refrigerant sebagai darahnya.
Tenaga penggerak kompresor untuk mensirkulasikan refrigerant berasal dari tenaga mesin. Dengan perantaraan belt, pulley dan magnetic clutch, kompresor dapat berputar seirama dengan putaran mesin. Dengan adanya pembagian tenaga mesin untuk menggerakkan kompresor, maka beban mesin akan bertambah, sehingga secara otomatis konsumsi bahan bakar pun akan meningkat.
Kompresor yang terdapat pada unit AC memiliki berbagai tipe, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda. Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut:
Kompresor merupakan komponen yang bekerja menghisap dan memompa refrigerant agar dapat bersirkulasi ke seluruh unit AC mobil, sehingga terdapat perbedaan tekanan, baik sebelum atau sesudah masuk kedalam kompresor. Prinsip kerja kompresor mirip dengan ‘jantung’ pada tubuh manusia dan refrigerant sebagai darahnya.
Tenaga penggerak kompresor untuk mensirkulasikan refrigerant berasal dari tenaga mesin. Dengan perantaraan belt, pulley dan magnetic clutch, kompresor dapat berputar seirama dengan putaran mesin. Dengan adanya pembagian tenaga mesin untuk menggerakkan kompresor, maka beban mesin akan bertambah, sehingga secara otomatis konsumsi bahan bakar pun akan meningkat.
Kompresor yang terdapat pada unit AC memiliki berbagai tipe, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda. Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut:
1. Kompresor tipe Resipro (Crank Shaft)
Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar gerak putar dari mesin yang diterima oleh crankshaft kompresor. Crank Shaft adalah poros berputarnya kompresor. Di dalam kompresor, gerakan putar dari crank shaft di ubah menjadi gerakan naik dan turun dengan system mekanis. Karena di dalam kompresor berisi refrigerant dan oli pelumas , ruangan kompresor harus kedap dan rapat (tidak ada kebocoran). Untuk mengurangi kebocoran refrigerant dari ruangan kompresi ke crank shaft , terpasang cincin (ring) pada toraknya.
Di dalam kompresor tipe resipro terdapat dua macam katup (valve), yaitu suction valve dan discharge valve. Suction valve merupakan katup yang terletak di bagian bawah valve plate dan discharge valve terletak dibagian atas valve plate. Saat torak bergerak turun, discharge valve pada posisi tertutup,sebab tekanan refrigerant pada sisi discharge lebih besar dibandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat yang sama, suction valve terbuka akibat terjadinya kevakuman didalam silinder, sehingga refrigerant masuk kedalam silinder. Saat piston bergerak naik, refrigerant di dalam silinder di pompa keluar melalui discharge valve dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan dan temperature yang tinggi. Akibatnya, suction valve tertutup karena tekanan di dalam silinder lebih tinggi dari pada tekanan di sisi isap.
2. Kompresor tipe Swash Plate
Pada kompresor jenis ini, gerakan piston diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 jumlah silinder. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan, maka sisi lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya proses kompresi pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan. Selain itu, perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui connecting rod, sehingga getarannya lebih kecil.
3. Kompresor tipe Wobble Plate
System kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain tiu, pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnetic (magnetic clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor tipe wobble plate hanya menggunakan satu piston untuk dua silinder.
b. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar panas, lebih tepatnya membuang panas dari refrigerant setelah di kompresi oleh kompresor. Sebelum masuk ke kondensor, temperature refrigerant masih tinggi, tetapi di dalam kondensor temperature refrigerant didinginkan oleh udara dengan bantuan kipas (extra fan). Setelah keluar dari kondensor, temperature refrigerant menjadi lebih dingin. Fungsi kondensor mirip dengan radiator yang mendinginkan air pada mesin mobil.
Melalui kondensor refrigerant yang berbentuk gas, bertekanan dan bertemperatur tinggi diubah bentuknya menjadi cair dengan tekanan yang stabil dan memiliki temperature lebih rendah. Kondensor berbentuk pipa panjang yang berlekuk-lekuk sebagai tempat mengalirnya refrigerant. Pipa kondensor juga dilengkapi dengan fin atau sirip-sirip yang dapat membantu proses pendinginan refrigerant.
c. Katup ekspansi (Orifice Tube)
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator sebelum di embuskan ke ruang kabin. Proses membuka dan menutupnya katup ekspansi dilakukan oleh thermostat (sensing bulb). Ketika suhu dalam kabin tinggi (panas),maka katup exspansi akan terbuka lebar, sehingga aliran refrigerant lebih banyak digunakan untuk mendinginkan suhu kabin yang tinggi. Sebaliknya saat suhu dalamkabin rendah (dingin), katupekspansi akan terbuka sedikit, sehingga aliran refrigerant lebih sedikit.
Katup ekspansi yang digunakan untuk menurunkan tekanan dan suhu refrigerant ternyata lebih populer dibandingkan dengan pipa kapiler. Hal ini disebabkan kondisi operasi kendaraan yang berubah-ubah, salah satunya adalah variasi kecepatan putaran mesin. Penyebabnya adalah kompreso yang digerakkan langsung oleh mesin melalui kopling magnetic. Dengan adanya perubahan putaran mesin, putaran kompresor pun akan berubah. Jika menggunakan pipa kapiler, perubahan laju aliran refrigerant akibat perubahan putaran kompresor tersebut tidak dapat dikontrol. Namun jika menggunakan katup ekspansi yang dilengkapi dengan sensing bulb (thermostat) laju aliran refrigerant dapat dikontrol, sehingga aliran refrigerant selalu dalam kondisi optimal.
Katup ekspansi yang digunakan untuk menurunkan tekanan dan suhu refrigerant ternyata lebih populer dibandingkan dengan pipa kapiler. Hal ini disebabkan kondisi operasi kendaraan yang berubah-ubah, salah satunya adalah variasi kecepatan putaran mesin. Penyebabnya adalah kompreso yang digerakkan langsung oleh mesin melalui kopling magnetic. Dengan adanya perubahan putaran mesin, putaran kompresor pun akan berubah. Jika menggunakan pipa kapiler, perubahan laju aliran refrigerant akibat perubahan putaran kompresor tersebut tidak dapat dikontrol. Namun jika menggunakan katup ekspansi yang dilengkapi dengan sensing bulb (thermostat) laju aliran refrigerant dapat dikontrol, sehingga aliran refrigerant selalu dalam kondisi optimal.
Di lapangan, dapat ditemukan beberapa jenis katup ekspansi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah jenis katup ekspansi thermostatis (thermostatic expansion valve), yaitu katup ekspansi yang menggunakan sensor panas. Katup ekspansi thermostatis terbagi menjadi dua bagian, yaitu internal equalizer dan eksternal equalizer. Tipe katup ekspansi terbaru adalah tipe boxyang merupakan bagian dari eksternal equalizer.
Komponen AC mobil yang digunakan untuk menurunkan tekanan refrigerant selain pipa kapiler dan katup ekspansi adalah orifice tube.pada orifice tube terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap sebagai media aliran refrigerant. Namun, komponen orifice tube jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran eropa atau amerika, seperti Ford Motor Company dan General Motor
Komponen AC mobil yang digunakan untuk menurunkan tekanan refrigerant selain pipa kapiler dan katup ekspansi adalah orifice tube.pada orifice tube terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap sebagai media aliran refrigerant. Namun, komponen orifice tube jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran eropa atau amerika, seperti Ford Motor Company dan General Motor
d. Evaporator
Komponen AC mobil ini berfungsi mengubah cairan refrigerant menjadi gas dingin. Pada evaporator terjadi proses evaporasi, yaitu penguapan refrigerant fasa cair menjadi fasa uap. Evaporator merupakan sebuah alat penukar panas, yaitu mengubah refrigerant dari yang semula berwujud cair berubah menjadi gas (berlawanan dengan fungsi kondensor). Panas udara disekitar kabin diserap oleh evaporator saat melewati sirip-sirip pipanya, sehingga saat keluar, udara berubah menjadi dingin. Proses sirkulasi udara dingin tersebut dibantu oleh blower indoor.
Demikianlah penjelasan komponen – komponen utama AC mobil yang telah saya uraikan. Semoga bermanfaat...
Baca Juga Cara Kerja AC Mobil
Baca Juga Cara Kerja AC Mobil
0 comments:
Post a Comment