Saturday, July 16, 2011

Ducati yang merajai di arena SuperBike dan hampir menggerogoti dominasi pabrikan Jepang di MoptoGP,ternyata dulunya adalah pabrikan elektronik. Perusahaan milik keluarga Ducati ini menyuplai pemancar radio. Tepatnya, sih tahun 1926 di Bologna Italia. Tapi, perjuangan panjangnya dihancurkan oleh kekejaman perang dunia ke-2 di tahun 1944.Dua tahun kemudian saat Milan Fair, Ducati Brother (sang pendiri) mencoba beralih pada produk lain. Salah satu rekanannya, yaitu Cucciolo’s memperkenalkan mesin miniatur untuk motor. 

Tahun 1952 keluarga Ducati melihat peluang lain di industri otomotif. Buru-buru aja merancang motor Cruiser berkapasitas 175 cc dengan transmisi otomatis. Suksesnya membawa mesin Cruiser 175 cc ke pasaran membuka peluang untuk melahirkan produk baru. Setahun kemudian Ducati memberanikan diri untuk membuat motor berkapasitas 98 cc yang hemat bahan bakar dan tenaga. Dan motor itulah cikal bakal pengembangan mesin berkapasitas 125 cc. Kemudian di tahun 1954 seorang insinyur bernama Fabio Taglioni bergabung dan membawa konstruksi mesin terbaru. Dia menyebutnya Taglioni Design. Konon, inilah cikal bakal konstruksi The Desmo yang mempunyai tenaga besar. Nah, 2 tahun setelah sesumbarnya dihembuskan, Taglioni benar-benar mewujudkan dengan menciptakan dapur pacu four stroke berjuluk Tourist 174 dan Tourist 174 special. Bahkan tipe sportnya pun langsung dibuat. Tambah heboh, dapur pacu tersebut sanggup menembus angka 135km/jam.Itu diplot sebagai motor paling kencang dijamannya, Bahkan, tahun 1958 Taglioni menyumbangkan desmodromic system buat Triumph. Pengembangan dilakukan sejak tahun 1955.

Tapi lucunya, Ducati malah memulai debut balap dengan mesin 2-tak berkapasitas 250 cc di tahun 1960. Kala itu Mike Hailwood dapat jatah untuk mengembangkan mesin balap berjenis 2-langkah tersebut, dan berkali-kali menggapai podium. Setelah itu, Ducati malah meninggalkan arena Balap. Baru tahun 1972. pabrikan asal Bologna, italia turun gelanggang kembali di kelas 4-tak. Pada tanggal 23 april 1972, Taglioni menelurkan senjata baru desmodromic twin cylinder 750 cc. Akhirnya, Claudio dan Gianfranco Castiglioni mengambil alih jadi bagian dari Cagiva Group. Hingga sekarang berkecimpung di dua arena balap motor. Yaitu Superbike dan MotoGP.


0 comments: